Pengkhotbah

Perikop
Markus 1:21-22

Ringkasan Khotbah

Injil Markus ditulis dengan tujuan untuk meneguhkan iman orang yang percaya kepada Yesus, supaya mereka tidak putus asa meskipun menghadapi banyak penderitaan di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi.
Saat itu, orang-orang percaya juga mengalami penolakan dari tokoh-tokoh agama yang seharusnya melindungi dan membela mereka.
Injil Markus menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang kepada-Nya diberikan kuasa Ilahi.
Injil Markus mengajarkan bahwa Yesuslah jawaban atas segala pergumulan orang percaya. Yesus mampu menyembuhkan penyakit, mengusir roh jahat, menguatkan yang berbeban berat bahkan menjamin keselamatan kekal orang yang percaya kepada-Nya.

Setelah memanggil murid-murid-Nya yang pertama (ay. 16 – 20), Yesus mengawali pelayanan-Nya di Kapernaum dengan mengajar di sebuah rumah ibadat. Di rumah ibadat itu terjadi dua hal yang mencengangkan orang-orang yang beribadah di sana.
Pertama, orang-orang takjub mendengar pengajaran Yesus.
Kedua, Tuhan Yesus mengeluarkan roh jahat dari orang yang kerasukan.
Orang banyak bertanya-tanya darimana sumber kuasa yang Yesus miliki sehingga Ia dapat melakukan semua itu. Dan sejak itu tersiarlah berita tentang dia di seluruh wilayah Galilea, sehingga dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya dan yang mengalami berbagai penyakit, lalu Yesus menyembuhkan mereka (Mat. 4:24-25)

Sebagai orang percaya, ada beberapa hal yang dapat dimengerti dari karya Kristus ini sehingga kita dapat meneladani Kristus dalam kehidupan kita.

1. YESUS ADALAH GURU
Pada waktu itu bukan hanya Yesus satu-satunya yang menyampaikan Firman Tuhan, ada juga ahli-ahli Taurat dan banyak orang Farisi bahkan imam-imam kepala. Mereka semua adalah orang yang sangat menguasai pengajaran rohani Namun di antara para ahli tersebut, Yesus justru memberikan pengajaran yang membuat orang takjub sebab la mengajar dengan kuasa.

Yesus datang sebagai guru yang diutus Allah, Yesus menyebut diriNya sendiri sebagai guru, Yoh 13:13 “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan”. Juga melalui istilah-istilah yang dipakai untuk menyebut pengikut-pengikutNya dan ajaran-ajaranNya menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang guru. Contoh, pengikutNya disebut sebagai murid-murid dan ucapanNya pun disebut “pengajaran”. Hal ini memperjelas keberadaan Yesus sebagai seorang guru.

2. TUJUAN PENGAJARAN TUHAN YESUS
Yesus tidak mengajar semata-mata karena Ia harus mengajar. Ia mempunyai tujuan yang akan dicapai-Nya, yaitu supaya mereka mempunyai hidup (Yohanes 10:10).
Markus memang tidak menyebut apa yang membedakan ajaran Yesus dan ahli-ahli Taurat. Namun kita dapat menemukan pembedaan ajaran Yesus dan para ahli Taurat. Bagi orang Israel, ahli Taurat merupakan orang-orang yang berpengatahuan tinggi dalam pengajaran rohani. Namun pengajaran ahli taurat itu tidak selaras dengan laku hidup mereka. Sebaliknya, Yesus mengajarkan Firman yang selaras dengan kehidupannya. Sebab pada hakikatnya pengetahuan akan Firman tidak hanya berbicara soal nalar dan berakal, tetapi juga terkait erat dengan sikap dan tingkah laku. Maka, mengajar dengan kuasa itu menyatakan Firman yang sesuai dengan tindakan dalam hidup sesehari.
Sebagai contoh dalam Lukas

3. METODE YESUS MENGAJAR
Dalam mengajar Yesus menggunakan metode secara leluasa dan efisien. Ada beberapa metode yang Tuhan Yesus gunakan, seperti: menggunakan alat peraga, ilustrasi dan perumpamaan, ceramah, pertanyaan, diskusi.
Tuhan Yesus juga selalu menggunakan metode yang kontekstual. Misalnya, Yesus berbicara tentang pukat kepada nelayan, dan memakai pohon saat berbicara kepada petani.
Tuhan Yesus menggunakan metode yang aplikatif sehingga mudah dipahami oleh pendengar-Nya.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga prektek. Ia menyeimbangkan pengajaran secara verbal dan non-verbal.

Tetapi ada hal yang Yesus miliki yang tidak dimiliki oleh dunia pada umumnya, yaitu ia mengajar dengan kuasa, kata kuasa ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membawa orang lain hidup dalam terang Allah, kuasa yang dimiliki oleh Kristus dari Allah Bapa. Inilah yang membedakan Yesus dengan para ahli Taurat.

4. MATERI PENGAJARAN YESUS
Dalam mengajar Yesus tidak memakai sumber lain selain dari Firman Allah (Lukas 24:27) atau Alkitab (Lukas 4:16, 21). Dengan kata lain, ajaran Yesus bersumber dari dalam diri-Nya sendiri, karena Ia adalah firman itu sendiri. Berbeda dengan para ahli Taurat dan rabi-rabi yang memperoleh pengetahuan berdasarkan ajaran guru-guru lain.

Dan juga, pengajaran Tuhan Yesus bukan semata dari perkataan-Nya, tetapi pengajaran yang dipraktekkan di dalam kehidupanNya sendiri. Apa yang diajarkan-Nya dilihat oleh orang-orang sebagai kenyataan di dalam kehidupan Yesus sendiri. Hal yang terbesar yang diperoleh murid-murid-Nya bukanlah sekedar doktrin-Nya, melainkan juga pengaruh hidup-Nya, prinsip berbagi hidup itulah yang dialami para murid bersama-sama dengan Yesus.

Kita bisa mengutip Firman Tuhan untuk menegur, menghibur, dan menguatkan orang lain, tetapi semua itu akan kehilangan kuasanya apabila yang kita katakan tidak berlaku untuk diri kita sendiri. Maka, hidupilah Firman Tuhan yang kita pelajari dan pahami, supaya bukan hanya kita tetapi setiap orang yang mendengar, melihat dan menemukan Allah yang penuh kuasa itu.

PENUTUP
Setiap orang percaya adalah guru, paling tidak untuk anak-anaknya sendiri, karena itu sangat perlu bagi kita untuk meneladani Kristus sang Guru Agung. Pertama, sebagai seorang guru, maka hal penting yang harus diajarkan bukanlah hanya pengetahuan umum saja tetapi membawa orang-orang yang Tuhan percayakan untuk memiliki hubungan yang benar dengan Allah, atau mengalami kelahiran baru. Dalam hal menyampaikan pengajaran, kita juga haruslah memakai kuasa. Dan kuasa hanya diperoleh bila seseorang telah dipenuhi Roh Kudus, sehingga orang yang diajar mengalami perubahan hidup yang sesungguhnya. Pengajaran yang paling penting untuk disampaikan adalah firman Allah yang telah terlebih dahulu dihidupi oleh pengajar, sehingga prinsip berbagi hidup juga dilakukan oleh para murid.