Dalam hidup ini manusia tidak hanya menyimpan hal-hal yang menguntungkan hidup manusia saja, tetapi juga manusia menyimpan hal-hal yang merugikan hidup manusia. Salah satunya adalah kekuatiran. Alkitab mengatakan bahwa kekuatiran tidak menambah sehasta dalam hidup ini (Matius 6:27).
Dua pribadi yang menyerukan agar kita jangan kuatir adalah Paulus (dalam teks ini) dan Yesus Kristus (dalam Injil Matius). Ketika kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Yesus Kristus, seharusnya kita melakukan apa yang Yesus perintahkan. Dalam Injil Matius Yesus memberikan suatu perintah agar kita jangan kuatir. Karena itu, tugas kita hanya satu yaitu ” JANGAN KITA KUATIR”. Mengapa kita tidak perlu kuatir?
- [Ayat 6] Nyatakanlah segala keinginanmu kepada Allah (jangan jadikan pikiran kita menjadi Allah)
Kuatir Dalam bahasa Yunani adalah NERIMNAO artinya di Tarik kepada dua kutup yang berbeda. Artinya ketika orang kuatir ( 1). pikiran orang itu berada dalam dua masa : sekarang dan dan akan datang. (2). Pikiran Orang tersebut berada dalam realita dan kemungkin- kemungkinan yang akan datang.
Masalahnya adalah : kita hidup dalam masa kini dan kita hanya terbatas dalam masa kini namun pikiran kita sudah masuk ke masa depan dan yakin tahu apa yang terjadi dimasa depan, akhirnya berdasarkan pengetahuan pikiran kita tentang apa yang terjadi dalam masa depan, maka disimpulkan menjadi sebuah kebenaran, kemudian kita menjadi kuatir. Sikap seperti ini sudah melampaui batas yang Allah ciptakan dalam hidup kita. Dimana kita diciptakan sebagai manusia yang terbatas maka pikiran kita tentang kemungkinan-kemungkinan tentang apa yang ada didepan hanya perkiraan semata-mata yang tidak selamanya terjadi.
Dalam survey di USA: 82 % kekuatiran itu tidak terjadi dan yang terjadi hanya 18%. Jadi jangan kita memutlakkan pikiran kita tentang apa yang akan terjadi di depan, karena ketika kita memutlakkan pikiran kita maka kita akan memberhalakan pikiran kita maka secara tidak langsung pikiran kita menjadi Allah bagi kita. Yang tahu akan masa depan kita adalah Allah, maka biarkanlah hidup kita berjalan dalam kehendak Allah. Maka marilah kita menaikan permintaan-permintaan kebutuhan kita kepada Allah. - [Ayat 6] Doa adalah sarana untuk menyingkirkan kekuatiran
Ketika kita berdoa maka kita sedang merendahkan diri kita dihadapan Allah yang maha kuasa, ketika kita berdoa kita menyadari keterbatasan kita dan Allah yang tidak terbatas. Maka doa mengajarkan kita berserah kepada Allah dan didalamnya kita diajar melalui doa:- Memprioritaskan yang prioritas (Matius 6:33)
- Mengatur stategi dalam menjalani hidup (Matius 6:34)
Ketika kita berdoa, kita berimanu kepada Tuhan… Maka iman menyingkirkan kekuatiran. - Ucapan syukur menyingkirkan kekuatiran (Filipi 4:6)
Ucapan syukur seringkali dilakukan karena evaluasi hidup akan penyertaan Tuhan dalam masa yang telah dilalui. ( rekam jejak penyertaan Tuhan) . Ingat semua kebaikan Tuhan dalam masa lalu… Maka kita tidak akan kuatir sebab kebaikan dan penyertaanNya sangat terbukti. - Damai sejahtera Allah melampaui akal (Filipi 4:7)
Damai dalam Bahasa Ibrani: shalom
Bahasa yunani : eirene
Mengapa gereja pakai shalom bukan eirene ? Sebab syalom bicara tentang keutuhan ( batiniah dan jasmaniah) sedangkan eirene hanya jasmaniah ( sejahtera). Dengan adanya shalom maka kekuatiran disingkirkan dalam hidup orang percaya.